Downgrade

Foto oleh 김 대정 di Pexels.

Sejak WordPress.com melakukan perubahan harga yang cukup kontroversial, saya jadi sedikit merenung mengapa saya ngeblog.

Apakah untuk keren-kerenan? Tidak. Apakah kalian melihat sesuatu yang keren dari blog ini? Kalau iya, beri tahu saya ya! Hahaha.

Lalu, apakah untuk mencari uang? Saya tentu mencari uang, tapi tidak dengan blog ini. Saya ngeblog dalam rangka casual blogging. Cuma untuk bersenang-senang dan bersosial.

Keberlanjutan

Keberlanjutan blog adalah suatu hal yang saya dambakan akhir-akhir ini.

Saya jadi berpikir ulang apakah saya benar-benar perlu membayar domain untuk blog yang dibuat untuk menampung kontemplasi dari kehidupan sehari-hari.

Selama ini saya berpikir kalau nebeng subdomain gratisan seperti sepagian.wordpress.com itu jelek. Secara visual jelek dan untuk jangka panjang juga jelek.

Secara visual, menggunakan subdomain gratisan itu membuat alamat blog kita menjadi panjang dan terlihat jelek. Untuk jangka panjang, kalau sewaktu-waktu kita pindah ke platform lain, maka kita harus rela kehilangan sejumlah pengunjung.

Namun dengan segala kekurangannya, nebeng subdomain gratisan itu punya kelebihan tersendiri.

Dengan nebeng subdomain gratisan, maka kita tidak perlu mengurus sewa domain secara mandiri.

Ya, tidak ada domain yang bisa dibeli di dunia ini. Setidaknya sampai saat ini. Domain di ranah internet hanya bisa disewa. Artinya, mereka akan lepas dari tangan kita setelah kita berhenti membayar sewanya.

Perusahaan penyedia layanan, dalam hal ini WordPress.com memiliki sumber daya yang lebih baik dalam hal mempertahankan suatu domain daripada kita sendiri, karena mereka memang fokus di sana.

Di tahun 2015 mereka menginisiasi domain tingkat atas sendiri yakni .blog. Hal ini cukup menguatkan bahwa WordPress.com masih akan menjalankan perniagaan seputar blog dalam beberapa puluh tahun ke depan.

Tidak ada yang abadi di dunia ini. Bahkan ketidakabadian adalah hal yang paling dekat dengan setiap dari diri kita. Namun dengan bersandar pada kondisi gratisan, keberlanjutan blog kita di dunia paling tidak bisa lebih diharapkan karena sudah ada yang mengurusi.

Casual Blogging

Diskusi di forum WordPress.com terkait perubahan harga yang kontroversial itu mengantarkan saya kepada seorang casual blogger berusia 66 tahun yang sudah ngeblog selama 9 tahun menggunakan WordPress.com tanpa membayar.

Tulisannya santai-santai namun ternyata bagus. Saya suka, pun banyak orang lain yang sudah lebih dulu suka. Silakan lihat blognya.

Sebenarnya tidak perlu jauh-jauh. Om Budi Rahardjo saja sudah ngeblog sejak WordPress.com baru mengudara dan masih bertahan sampai sekarang dengan subdomain gratisan. Bayangkan, 15 tahun! Sehat selalu Om…

Beliau-beliau menyadarkan saya bahwa casual blogging ya sudah casual saja tidak apa-apa. Casual bukan berarti tidak niat, tapi merupakan sebuah pilihan. Saya kira tulisannya yang bejibun sudah membuktikan bahwa blognya adalah bagian dari passion mereka. Sesuatu yang merupakan passion pastilah terdapat niat di dalamnya.

Maka blog ini dilakukan downgrade untuk benar-benar merefleksikan tujuannya sebagai wahana casual blogging. Agar lebih terkesan casual dan klasik, blog ini memakai tema jadul Twenty Eleven yang dirilis tahun 2011.

Sebenarnya tidak dilakukan downgrade total, karena saya tetap belum bisa menerima keberadaan iklan yang dipasang WordPress.com di blog gratisnya. Tapi paling tidak, kalau saya berhenti membayar, blog saya akan tetap dapat diakses meskipun ada iklan, terlebih marketing bar yang super mengganggu itu di atasnya.

Selain itu, saya masih membayar sebagai suatu bentuk kontribusi terhadap keberlanjutan WordPress.com termasuk WordPress.org sebagai perangkat lunak gratis. Mudah-mudahan bisa lestari dan tetap dapat menjadi wahana bagi casual blogger untuk menyalurkan kesenangannya.

Pembaruan 4 Juni 2022

Lebih baik tetap pakai domain berbayar. Ternyata tidak tahan juga dengan tampilan subdomain WordPress.com. Mengenai keberlanjutan blog, saya kira tidak akan jadi masalah.

Blog ini akan tetap dapat diakses dengan alamat gratisan dari WordPress.com yakni sepagian.wordpress.com saat domain berbayar tidak lagi aktif. Saya sudah tambahkan detailnya di halaman tentang. Saya kira pembaca yang datang ke blog ini lalu tertarik untuk kembali datang, tidak akan melewatkan detail itu di sana.

Memakai domain sendiri memberikan kontrol yang lebih dinamis. Saat ini mungkin WordPress.com terlihat memiliki prospek yang bagus. Namun bisa saja saya salah. Tidak ada yang benar-benar mengetahui masa depan.

Dengan begini, setidaknya ada 2 skenario yang sudah tercakup. Namun demikian, saya berharap skenario-skenario ini terjadi di masa yang masih jauh sekali di depan.

Skenario pertama, apabila saya tidak dapat lagi mengurus blog ini. Langganan berbayar blog ini terhadap WordPress.com akan kadaluwarsa, lalu blog ini tetap dapat diakses dengan alamat gratis sepagian.wordpress.com. Pembaca yang mengakses dengan alamat sepagian.com akan diarahkan ke alamat gratis tersebut secara otomatis, sebelum domain sepagian.com kadaluwarsa.

Skenario kedua, apabila WordPress.com tidak dapat lagi diandalkan. Saya masih bisa mengevakuasi blog ini ke tempat lain dengan domain yang sama, alamat yang sama, yakni sepagian.com.

Terakhir, mengenai downgrade domain. Sebelumnya blog ini memakai domain pagi.blog. Lalu beralih ke subdomain gratis—abaikan yang ini. Terakhir, sepagian.com. Harganya kan lebih murah, jadi masih relevan dengan judulnya. Hehehe.

10 tanggapan untuk “Downgrade”

  1. Ini memang perubahan yang sangat mengejutkan ya mas. Terlebih di bulan Ramadhan, cukup merusak mood juga karena niat saya tadinya tak akan mengurusi blog selama Ramadhan. Tapi terbaca juga tulisan perubahan harga itu dan bikin shock karena pilihannya menjadi all of nothing, tak ada lagi jaring pengaman yaitu paket Personal dan Premium.

    Sempat kembali mengecek Blogger lagi dan merasa bahwa sejak pindah ke WordPress dari Blogger pengalaman mengetiknya jauh lebih enak WordPress ketimbang Blogger versi baru. Jadi saya akan stick ke WordPress saja.

    Kalau dilihat secara jujur memang sih fasilitas dan harganya akan sebanding terlebih jika dibandingkan dengan Kinsta, WPEngine, bahkan web hosting besar lainnya semisal Dreamhost, Bluehost di harga renewalnya mereka (bukan harga tahun pertama). Barangkali yang lebih murah saat ini saya temukan EasyWP-nya Namecheap (sedang saya uji coba, tapi sejujurnya lagi belum setangguh WordPress.com dengan pengujian mandiri).

    Sebanding memang harganya, hanya saja jadinya kita akan “dipaksa” untuk monetize yang tadinya mungkin hanya untuk casual blogging saja..

    Saat ini saya sedang mencoba paket Pro-nya meski untuk monetize belum ada rencana. Paling saya membiayainya dari imbalan jasa website saja yang biasanya dipakai buat keperluan sehari-hari. Jika saya sudah puas dengan paket Pro atau tidak ingin melanjutkan sepertinya saya akan pindah ke EasyWP.

    Suka

    • Mengejutkan dan merusak mood sekali Mas, apa lagi umur blog saya masih sebulan..

      Iya sih Mas, memang paket yang baru ini harganya sangat kompetitif kalau dipakai untuk keperluan yang serius. Saya sebenarnya juga ada ketertarikan mencoba paket Pro untuk blog saya yang lain menimbang fitur yang diberikan dan ekosistem bloggingnya.

      Saya masih menunggu-nunggu wacana upgrade berupa addons yang mereka sebutkan di forum. Mudah-mudahan bisa menutup gap yang terlalu jauh saat ini. Saya tidak yakin kalau pengguna legacy plans akan terus menerus dibiarkan pada skema paketnya tanpa dipaksa berubah ke skema yang baru.

      Meskipun begitu, saya cukup optimis kalau upgrade model addons yang diwacanakan bisa memenuhi kebutuhan casual blogging. Ah, meski saya orang teknis tapi dalam hal tertentu seperti ini saya tidak ingin berurusan dengan teknis sama sekali. Jadi tidak ingin berandai-andai dulu untuk memindahkan blog ini ke hosting luar.. Hehe.

      Hmm, saya jadi penasaran dengan EasyWP.

      Mari kita nantikan bersama Mas, apa yang akan WordPress.com perbuat..

      Suka

  2. Wah, ada kabar gembira mas, sekarang sudah ada plan baru Starter $5 ! Yang Pro pun saya lihat sudah ada harga versi Indonesia yang lebih murah dari versi internasional. Saya kok merasa postingan saya di forum urun rembug hampir semuanya terakomodasi: ada plan pertengahan antara Free dan Pro, ada harga diskon regional, ada pilihan ala carte (tapi yang ini belum ada tanggal pastinya). Yang belum terakomodasi tinggal pilihan pembayaran bulanan. Tapi untuk plan Starter saya pikir tak terlalu berat kalau bayar tahunan.

    Suka

    • Iya Mas. Turut senang juga, pihak WordPress.com mau mendengarkan penggunanya. Tapi saya agak terkejut bahwa masih ada iklan di paket Starter, meskipun kemungkinan dapat dihapus via addon nantinya. Saya memandang ini sebagai kompensasi diizinkannya integrasi Google Analytics sebagai bawaan, yang di paket Personal sebelumnya tidak ada. Kalau untuk kasus saya, paket Personal sebelumnya lebih saya sukai, lebih hemat sekitar 40%. Hehehe. Biar bagaimanapun saya tetap mengapresisasi perubahan ini mengingat paket Pro menjadi terjangkau melihat apa yang kita dapatkan. Ngomong-ngomong, saya penasaran dengan harga paket baru yang dibayar dengan skema bulanan nantinya, apakah harganya akan menjadi dua kali lipat seperti dulu.

      Suka

  3. Iya yah, rasanya kaya belum ditinggalkan oleh WordPress.com karena mereka masih mendengar. Fitur yang paling saya butuhkan sebenarnya cuma 3, custom domain, iklan dihapus, dan permalink yang bisa namadomain/judulpostingan (meski yang ketiga ini ngga harus juga sih). Saya berharap ada add-on untuk ketiga hal tersebut. Mudah-mudahan sih harga bulanannya ngga beda jauh, kalo bisa sih sama aja antara tahunan dan bulanan. Baru-baru ini saya nyoba 1 layanan web hosting yang sebelumnya belum pernah saya gunakan, pakai NVME dan Litespeed. Kemudian saya coba tes pakai Load Impact K.6, hasilnya dalam waktu singkat CPU hosting saya langsung mencapai 99%, buru-buru saya stop karena tidak tega. Sedangkan tes yang sama saya gunakan pada blog WordPress.com, tidak ada pengaruhnya sama sekali. Hal ini yang meyakinkan saya untuk menjustifikasi harga WordPress.com yang sekarang lebih tinggi di Starter (jika dibanding Personal) dan ada iklan.

    Suka

    • Iya Mas, 3 fitur itu esensial sekali. Saya sebenarnya juga ingin fitur custom CSS, untuk sekadar membenahi styling yang terkadang serasa kurang pas semisal padding atau margin. Atau mungkin menyembunyikan tombol mengikuti untuk mendorong pembaca berlangganan via surel. Mudah-mudahan apa yang kita inginkan dapat terakomodasi. Mari kita nanti bersama Mas hehehe..

      Suka

  4. Saya tidak pernah coba wordpress.com
    Tapi setahu saya ngak mahal seharusnya kalau beli domain dan hosting.
    Mungkin paling nyantai pakai subdomain saja ya, jadi gak perlu mempertimbangkan perpanjangan domain juga.

    Salah satu kelebihan pakai domain sendiri menurutku bakal lebih mudah diajak kerjasama.
    Karena domain bisa jadi investasi branding juga.

    Banyak domain murah yang cocok untuk branding dan personal blogging seperti my.id dengan harga 30rb
    Selain itu biar lebih hemat bisa menggunakan hosting di blogspot.
    Jadi tinggal fokus blogging saja.

    Btw salam kenal mas Salim

    Suka

    • Iya Mas, tadi siang saya juga kaget pas tidak sengaja baca di WP Tavern. Kroscek ke situs WordPress.com ternyata betulan. Alhamdulillah. Sepakat Mas, ya walaupun rangkaian kejadian ini jadi lucu. Hehehe.

      Suka

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog di WordPress.com

%d blogger menyukai ini: